BOLSEL (Kemenag) – Mewakili Kepala Kantor Kemenag Kab. Bolmong Selatan (Bolsel), Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam  H. Moh. Zulkifli Latoale, S.Ag., MH menerima Kunjungan dari Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Dra. Suhartini Damo.ME Guna membahas kelanjutan rencana perjanjian kerjasama antara Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) dengan Dinas PPKBP3A tentang Pendampingan Calon Pengantin bertempat diruang kerjannya, selasa (11/07).

H. Moh Zulkifli mengungkapkan bahwa, Maksud dan tujuan koordinasi untuk lebih bersinergi dalam hal memaksimalkan Mou yang telah di sepakati bersama serta beberapa hal yang menjadi point penting berkaitan dengan sosialisasi stunting terhadap Calon Pengantin ketika mendaftar di KUA.

Dalam upaya pencegahan stunting banyak upaya yang sudah dilakukan Kemenag dengan menyelenggarakan  Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi Catin di KUA, Bimbingan Pranikah pada usia remaja di sekolah-sekolah, kampanye stunting oleh Penyuluh Agama yang terjun langsung ke masyarakat.

" Para penghulu di KUA kecamatan untuk selalu memberikan sosialisasi dan pemahaman tentang  stunting agar para catin ketika menjadi keluarga sudah siap dengan segala bekal yang sudah diberikan pada saat pembinaan, begitu juga dengan penyuluh agar dapat mengkampanyekan persoalan Stunting di masyarakat,” Ujar Latoale.

Zulkifli pun berharap agar seluruh pihak terkait terutama Kepala KUA untuk dapat lebih proaktif dalam mendukung pelaksanaan perjanjian kerjasama ini sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat.

Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan kognitif anak terhambat akibat kekurangan gizi kronis dalam periode kritis pertumbuhan mereka terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Stunting biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar yang seharusnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin mereka.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain kurangnya asupan gizi yang seimbang infeksi berulang kualitas air dan sanitasi yang buruk serta praktik pemberian makan yang tidak tepat seperti pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak. (ET)

Humas