Bolsel (Kemenag) – Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) H. Nasri Sakamole membuka secara langsung sekaligus memberikan materi pada pelaksanaan manasik haji tingkat kabupaten tahun 1445 H/2024 M, bertempat di Aula PLHUT Kantor Kemenag Bolsel, Kamis (18/4/2024) Siang.

Pembukaan Manasik haji turut dihadiri oleh Kasi PHU H. Achmad Ma’sum Maspeke dan Staf PHU.

Dalam sambutan saat memberikan materi, H. Nasri Sakamole menyampaikan bahwa pelaksanaan manasik tingkat kabupaten Bolsel yang di gelar kali ini merupakan salah satu rangkaian pelaksanaan manasik haji yang di gelar oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama.

 Bimbingan manasik haji penting diikuti oleh jemaah haji Karena pertemuan inilah merupakan fondasi awal dalam rangka menciptakan jemaah haji yang mandiri.

Kakan Kemenag mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan jemaah haji. Pertama, memiliki pengetahuan, “bimbingan manasik haji bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan bagi jemaah haji sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan isyarat dan mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam penyelenggaraan ibadah haji, “ kata Kakan Kemenag.

Bimbingan manasik haji merupakan bagian dari istita’ah keilmuan. salah satu syarat bagi orang yang akan berhaji. Jamaah haji yang mandiri juga harus mampu menguasai keilmuan tentang manasik haji, meliputi fiqh haji (syarat, rukun,wajib dan sunnah haji), mengetahui juga hikmah haji, kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji, serta hak dan kewajiban jemaah. Jika ibadah haji dilandaskan dengan ilmu pengetahuan tentu menambah pahala dan kemabruran haji.

Yang kedua, yaitu Kesabaran, Kesabaran adalah sikap yang paling dibutuhkan dalam menjalankan  ibadah haji. Dalam ibadah haji, kesabaran juga bisa menjadi ukuran mabrur atau tidaknya haji yang dilaksanakan. Hampir seluruh rangkaian ibadah haji  membutuhkan kesabaran mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaksanaan  dan kembali ke Tanah Air. “ selalu sabar, jangan pernah membandingkan segala sesuatu yang ada di tanah suci dengan di tanah air, terutama makanan, sabar antrian, di hotel, di armuzna, niatkan bahwa bapak/ ibu disana untuk beribadah,” kata Nasri.

Yang ketiga adalah kebersamaan dan tolong menolong, Jemaah haji dengan berbagai latar perbedaan usia, pendidikan, suku dan adat penting untuk saling kenal mengenal dan menjalin keakraban. Ketika mereka sudah saling akrab, maka akan tercipta regu dan rombongan yang kompak, serta kebersamaan dan tolong menolong yang tentu saja akan memudahkan petugas kloter dalam menjalankan tugasnya. Kalau sudah kompak sejak di tanah air diharapkan tetap terjaga pada saat di tanah suci nanti sampai kembali ke tanah air.

“ diharapkan juga jemaah haji reguler lebih mandiri. Mandiri dalam arti bahwa jemaah mampu melaksanakan ibadah dan perjalanan ibadah haji tanpa tergantung pihak lain. Dengan bekal manasik yang cukup, maka pada saatnya nanti di tanah suci jemaah bisa lebih mandiri, tidak semua jemaah didampingi satu persatu oleh petugas agar jemaah bisa khusyu dalam beribadah.

“jadikan manasik haji ini sebagai momen dalam menambah pengetahuan dan wawasan sebagai bekal dalam melaksanakan Ibadah Haji nantinya. ikuti setiap rangkaian acara dengan tertib dan pahami dengan seksama, pesan Sakamole.

Sementara itu Kasi PHU dalam laporanya menyebutkan  Jamaah haji Bolsel mengikuti manasik haji berjumlah  ini selama 10 kali pertemuan, 2 kali pertemuan Tingkat Kabupaten dan 8 kali pertemuan Tingkat kecamatan.  yang dipusatkan di Aula Gedung PLHUT.

“ Para Jamaah akan mendapatkan pendalaman materi tentang hal-hal yang harus dilakukan, mulai dari sebelum keberangkatan, pelaksanaan haji, sampai kembali lagi ke tanah air. Terutama ilmu tentang ibadah haji, syarat wajib dan rukun haji harus tahu. Lalu, proses perjalanan ibadah hajinya harus mereka ketahui,” ujarnya. ( ET)