Tolutu (MTsN 3)---Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Bolaang Mongondow Selatan, Rahmat Haluti mengikuti pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKM BK) Tahap On The Job Training (OJT) 1 memasuki hari kedua. Pelatihan ini diselenggarakan melalui platform Massive Open Online Course (MOOD) di aplikasi pintar.kemenag.go.id dengan pola Pelatihan Di Wilayah Kerja (PDWK) yang dilaksanakan di gedung PLHUT lantai 2. Selasa 28/05/2024

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang Kurikulum Merdeka kepada para pendidik, khususnya yang berada di wilayah kerja tertentu. Dalam hari kedua ini, Rahmat Haluti bersama peserta lainnya mengikuti berbagai sesi yang berfokus pada strategi implementasi kurikulum yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Metode pembelajaran interaktif dan kolaboratif menjadi salah satu poin penting yang dibahas.

Rahmat Haluti menyatakan bahwa pelatihan ini sangat penting bagi peningkatan kualitas pendidikan khusus di MTsN 3 Bolsel. “Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berharap dapat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa di madrasah kami,” ujar Haluti. Ia juga menambahkan bahwa pendekatan berbasis komunitas memungkinkan para pendidik untuk saling berbagi pengalaman dan solusi dalam menghadapi tantangan di lapangan.

Selain itu, penggunaan teknologi melalui aplikasi pintar.kemenag.go.id dinilai sangat membantu dalam pelaksanaan pelatihan ini. Dengan akses yang mudah dan materi yang komprehensif, para peserta dapat belajar secara mandiri maupun berkolaborasi dengan rekan sejawat. Rahmat Haluti menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mendukung pembelajaran dan pelatihan guru di era digital ini.

Harapan besar disampaikan Rahmat Haluti agar pelatihan ini dapat membawa perubahan positif di MTsN 3 Bolsel. Ia bertekad untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan kurikulum serta memastikan bahwa seluruh tenaga pendidik di madrasahnya memiliki kompetensi yang memadai untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan belajar yang lebih kreatif, inovatif, dan inklusif bagi para siswa.

​​​​​​