Tolutu (MTsN 3)--- Senin, 20 Mei 2024, Kepala MTsN 3 Bolaang Mongondow Selatan Bolsel, Rahmat Haluti, menyambut baik kunjungan dari Guru dan Siswa SMA Negeri 1 Posigadan. Kunjungan ini merupakan bagian dari program aksi nyata dengan tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya" yang bertujuan untuk mengsosialisasikan pentingnya menghentikan bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi di kalangan siswa.

Dalam sambutannya, Rahmat Haluti menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Posigadan. "Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena pendidikan bukan hanya tentang akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter dan mental yang kuat serta menghormati satu sama lain," ujarnya.

Kegiatan sosialisasi yang berlangsung di aula MTsN 3 Bolsel ini dihadiri oleh seluruh siswa . Acara dimulai dengan pemaparan materi tentang dampak negatif bullying, baik secara fisik maupun psikologis, yang disampaikan oleh perwakilan siswa dari SMA Negeri 1 Posigadan. Mereka juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

Selain itu, topik tentang kekerasan seksual dan bagaimana cara mencegah serta melaporkannya juga menjadi bagian penting dari sosialisasi ini. Para siswa diajarkan tentang hak-hak mereka dan langkah-langkah yang harus diambil jika menghadapi situasi tersebut. Diskusi interaktif ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menjaga integritas dan martabat pribadi.

Pada sesi terakhir, para siswa dibekali dengan pengetahuan tentang toleransi. Materi ini bertujuan untuk menanamkan sikap saling menghargai perbedaan agama, budaya, dan pandangan di antara sesama siswa. "Toleransi adalah kunci untuk hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam," kata salah satu guru pendamping dari SMA Negeri 1 Posigadan.

Beliau menutup acara dengan memberikan semangat kepada para siswa untuk selalu menjadi agen perubahan yang positif. "Saya berharap kegiatan seperti ini dapat rutin dilakukan dan semakin banyak sekolah yang ikut serta. Hanya dengan kerja sama dan kesadaran bersama kita bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan bebas dari kekerasan," tutupnya